Pura Penataran Agung Kilisuci di Kediri ini dikunjungi pada kali kedua kami berada ke Kawasan Wisata Gua Selomangleng, sesaat setelah meninggalkan Museum Airlangga. Karena letak Pura Penataran Agung Kilisuci ini bersebelahan dengan Museum Airlangga, maka kami pun hanya berjalan kaki menuju ke lokasi pura ini saat matahari sudah mulai naik sepenggalah.
Tampak depan Pura Penataran Agung Kilisuci yang dikelilingi tembok bata yang terkesan sederhana, dengan sebuah Candi Bentar di tengah-tengahnya. Halaman di luar tembok tampak baru ditanami sejenis pepohonan, yang mudah-mudahan bisa cepat tumbuh dan cukup besar untuk memberi keteduhan bagi para pejalan.
Papan nama Pura Penataran Agung Kilisuci, dengan Candi Bentar di sebelah kanannya yang dijaga sepasang arca batu Dwarapala, dengan gada yang diletakkan di sebelah kaki, dipegang dengan posisi telapak tangan ke bawah. Pintu Candi Bentar ini tertutup, sehinggak kami harus berjalan sampai ke ujung, dan masuk ke halaman tengah Pura Penataran Agung Kilisuci melalui pintu samping.
Sebuah pohon beringin yang masih tampak muda, belum cukup besar untuk memberi keteduhan di bagian tengah Pura Penataran Agung Kilisuci yang cukup luas ini. Di latar belakang tampak Kori Agung, yaitu gapura yang menghubungkan bagian tengah dengan bagian utama Pura Penataran Agung Kilisuci, dengan satu pintu utama di tengah dan dua pintu tambahan di kiri dan kanan.
Di wilayah bagian luar, yang berada di sayap kiri Pura Penataran Agung Kilisuci, yang disebut Nista Mandala atau Jaba Sisi, terdapat sebuah Rumah Tunggu.
Sebuah patung Dewi Kilisuci tampak diletakkan di ujung sebelah kiri Madya Mandala atau Jaba Tengah Pura Penataran Agung Kilisuci.
Kori Agung Pura Penataran Agung Kilisuci yang terlihat anggun, dengan pintu berukir berwarna keemasan. Di masing-masing pintu tambahan terdapat sepasang arca penjaga, dan dua pasang arca penjaga di gerbang utama di bagian tengah.
Sebuah bangunan kecil di pojok depan Jaba Tengah Pura Penataran Agung Kilisuci yang di dalamnya di simpan sebuah kentongan kayu.
Arca Dewi Kilisuci yang dikelilingi oleh empat arca dewata dalam ukuran kecil di keempat titik sudut yang menyerupai bentuk wajah dan tubuh Batara Narada dalam kisah pewayangan. Ornamen Arca Dewi Kilisuci ini sangat halus, dengan warna pakaian yang sangat serasi dan indah.
Jika di atas pintu gerbang utama Candi Hindu kuno biasanya terdapat ukiran Kala, maka di atas pintu gerbang Kori Agung Pura Penataran Agung Kilisuci ini dihias dengan relief pertapa dan bentuk dedaunan. Sebuah arca kecil diletakkan pada tingkat di atasnya lagi.
Dua ekor naga putih bermahkota dengan taring terbuka, serta dua arca raksasa dengan gada ditangan menjadi penunggu gapura utama Kori Agung Pura Penataran Agung Kilisuci. Berbeda dengan arca Dwarapala yang salah satu kakinya menekuk pada lutut, kedua arca raksasa ini ada pada posisi berdiri.
Dua arca raksasa penunggu gerbang samping Kori Agung Pura Penataran Agung Kilisuci yang posisi salah satu kakinya menekuk ke samping, tidak sebagaimana lazimnya Dwarapala pada candi Jawa yang kakinya menekuk ke belakang.
Sayang sekali kami tidak bisa masuk ke Utama Mandala, yaitu bagian utama Pura Penataran Agung Kilisuci dimana pemeluk agama Hindu biasanya bersembahyang, karena gerbangnya tertutup rapat, dan tidak ada penjaga yang bisa dimintai tolong untuk membukakan pintunya.
Bagaimana pun sempatkan waktu untuk mampir ke Pura Penataran Agung Kilisuci ketika anda berkunjung ke kawasan wisata Gua Selomangleng, Kediri, yang dibangun di atas tanah seluas 6.500 m2 ini.
Pura Penataran Agung Kilisuci
Jl. Mastrip, Kawasan Wisata Gua SelomanglengKediri, Jawa Timur
GPS: -7.80780, 111.97429
0 komentar:
Posting Komentar